Waingapu. Dalam beberapa bulan terakhir, kiat
blusukan bupati Sumba Timur, Gidion Mbiliyora (GBY) ke sejumlah desa sambil
berkantor di ibukota kecamatan patut diberi acungan jempol. Langkah tersebut
dilakukan dengan mengunjungi sejumlah wilayah yang menjadi target program
selama beberapa bulan sesaat setelah palu dijatuhkan DPRD dan yang telah
dilakukan oleh SKPD-SKPD nan langsung berada dalam kewenangan eksekutif. Tentu
hal ini memberi dampak baik karena dapat melihat dari dekat sejauh mana
pelayanan telah diterima masyarakat, di sisi lain masyarakat merasa
diperhatikan meski dengan roti yang jumlahnya terbatas untuk dirasakan. Semua
desa dalam suatu kecamatan diusahakan dapat dikunjungi paling tidak bertemu
untuk mendengarkan keluhan warga desa baik itu terhadap pelayanan yang
diberikan kepala desa beserta aparat maupun sejumlah masalah lain yang dapat
diberikan sebagai jalan keluar atau dapat sementara ditampung untuk ditemukan
pemecahan ketika balik dan berada di ibukota kabupaten.
Mengunjungi desa tentunya bupati tidak
sendirian dan biasanya didampingi asisten atau bilamana perlu sejumlah kepala
dinas yang khusus membidangi layanan yang diterima masyarakat.Bahkan di beberapa
tempat bersama anggota DPRD jikalau bukan ketua.
Sejumlah desa dalam beberapa kecamatan telah
dikunjungi termasuk di antaranya adalah desa-desa dalam kecamatan wilayah
paling selatan, kecamatan Karera. Selama berkantor di kecamatan tersebut banyak
hal yang dibuat. Oleh masyarakat setempat dapat menunjukan potensi yang dimiliki
tidak hanya dalam bentuk fisik berupa lahan pertanian dan atau peternakan namun pertunjukan budaya
yang dapat dinikmati oleh setiap yang hadir pada saat kunjungan dilakukan
berupa tarian dan seni budaya lainnya.
Dalam mengunjungi kecamatan Pahunga Lodu di wilayah timur, kepada
pemerintah setempat telah disampaikan akan berkantor selama beberapa hari. Dan untuk
hal tersebut, camat beserta jajarannya termasuk unit pelaksana teknis
mempersiapkan dengan mengundang semua
unsur baik dari pihak pemerintah desa dan tokoh masyarakat membicarakan pendelegasian tanggung jawab akan menjemput di masing –
masing tempat yang akan di kunjungi.
Menjemput bupati di desa adalah suatu
kehormatan yang sudah barang tentu harus dengan matang dipersiapkan. Hal-hal
yang bersifat teknis mulai dari cara menjemput yang baik, siapa yang harus
berada di depan, sajian apa yang layak diberikan, pesan mana yang
patut disampaikan bahkan apa yang harus diberikan kepada tamu dan apalagi
dihormati. Semua hal ini dilakukan dengan ikhlas karena memang demikian adanya.
Kehidupan yang terjadi tidak dengan keterpaksaan hanyalah suatu persembahan.
Kehidupan sosio kultural demikian tetap ada dan dinikmati oleh setiap kita di
Desa.