Waingapu.pph
“lima belas menit lagi pesawat Lion Air dengan nomor
penerbangan GT 502 akan mendarat di bandara Internasional Soekarno-Hatta”,
demikian informasi awak kabin pesawat, tak lama berselang benar pesawat landing
kamipun diminta menuruni tangga pesawat menuju
pintu keluar. Menunggu bagasi akupun sempat bercengkrama dengan pa Jemi kepala
SMP SATAP LANGIRA , rekan seperjalanan dari Sumba.
“kamu inap dimana”tanyaku.
“langsung Mangga Dua” ungkapnya sambil mengemas bagasi.
“kalo begitu ya sama-sama sajalah”.
Segera kami menuju pangkalan taxi lalu terjadi kesepakatan 250.000
harga penawaran tujuan Mangga Dua.
Dalam perjalanan tak lepas mata memandang sejumlah bangunan
tinggi menjulang sedang di negeri kami Sumba Timur adalah barang yang jarang
terlihat, kamipun menikmati perjalanan sambil sesekali pak supir bertanya karena
mendengar celotehan kami.
“Bapak dari Timur ya....”
“Iya pa, dari Sumba-NTT,” menjawab seolah kesan perkunjungan
yang sudah biasa ke Jakarta. Sesungguhnya ini baru lagi setelah sekian lama
sejak pertama datang pada September 1993,
masih kuliah dulu sebagai delegasi NTT
di istana wakil Presiden, yang saat itu oleh bapak Tri Sutrisno membuka
kegiatan Musyawarah Besar ke V Gerakan
Mahasiswa Kosgoro dan kemudian bersama
rombongan melanjutkan perjalanan ke Palembang. Namun kini Ibu Kota Negara telah jauh berubah.
Kurang lebih 40 menit kemudian, kamipun tiba sebab hari
sudah menjelang malam dan jalanan yang sering macet terpantau lancar oleh pa supir yang kemudian kami paham pa supirnya
menggunakan grab-suatu applikasi yang
sudah tak jarang digunakan nitizen memantau arus kendaraan di kisaran Jakarta.
“Terima kasih pa”, ungkapan kami usai pa supir menurunkan
bagasi dan membayar taxi .
Di lobby Hotel Panitia sibuk melayani pendaftaran peserta
yang datang dari seluruh penjuru tanah air, ada dari Aceh Pidie, dari
kalimantan Utara, dari Papua dan kami pun mendaftar pada panitia penanggung
jawab asal NTT.
“Sebentar bapak-bapak dan ibu-ibu, kita akan pindah hotel
karena kamar di Hotel ini sudah penuh,” ungkapan Panitia. Ada yang bertanya
mengapa harus kita pindah, termasuk aku, sebab jarak penginapan dari tempat
penyelenggaraan kegiatan berkisar 500 meter....namum panitia menjawab, ” ada
kendaraan yang akan menjeput bapak ibu setiap saat dari tempat bapak ibu akan
menginap”.
“Pembukaan oleh bapak Dirjen akan segera dilakukan, dimohon
para peserta kegiatan segera menuju lantai 27 atrium 2...” demikian
informasi Panitia. Dengan terpaksa
meninggalkan barang2, kamipun menuju tempat kegiatan yang mana peserta dari
daerah lain sudah menanti dan acara pembukaan sudah sedang dimulai. Kejadian
serupa di Hotel Maharaja-Jakarta Selatan, saat mengikuti kegiatan Bimtek Penilaian angka Kredit Guru dalam
Jabatan beberapa saat yang lalu.
“ingat bantah ini
digunakan dengan penuh tanggung jawab dan jangan lupa membayar pajak sebab dari
pajak yang bapak ibu kembalikan ke kas negara itulah yang akan membiayai
kegiatan yang ada di negeri Ini” demikian pesan pa Dirjen.
Usai Pembukaan kembali pada panitia untuk penyelesaian
administrasi – pelaporan dan untuk mendapatkan kamar di hotel sebelah. Keesokan
hari kegiatan sesungguhnya baru dimulai.