Minggu, 02 November 2014


Waingapu, Sejak Beberapa  minggu terakhir sedang digelar pacuan kuda. Mengambil tempat di lapangan Rihi Eti – PraiLiu Sumba, tepat berada di jantung kota, memungkinkan penonton berjubel datang menikmati hiburan. Terdapat lebih dari 700 ekor kuda diikutsertakan pada lomba kali ini, ada yang datang tidak hanya dari daerah sedaratan Sumba- 3 kabupaten lainnya, namun dari pulau seberang semisal dari Daratan Timor, Flores dan Sabu turut meramaikan perhelatan kali ini. Direncanakan  penyelenggaraan lomba berlangsung lebih dari 3 minggu, memberi efek keberuntungan bagi pedagang minuman, nasi bungkus,  bakso dan tidak luput taruhan bagi yang memiliki hobby.
Lebih jauh........
Ketika  5 ekor kuda berlari dengan kencangnya, terdapat seorang mahasiswi, biasa di panggil Rambu,  berada  di balkon stadion. Segera bangkit dari tempatnya duduk, Rambu berdiri agar dapat menyaksikan dengan sedikit  lebih nyaman, melayangkan pandangan sambil berteriak, ‘ayo, ayoo, aaayoooo..... Ringgoooo,” karena memang kuda kesukaannya sedang memimpim di depan kuda lainnya. Semua mata tertuju pada ‘Ringgo’ berlari ditunggangi seorang bocah berumur tidak lebih dari 8 tahun.
Riuh redam suara penonton  mengemuruh, berteriak sambil  bertepuk tangan, berlari mendekati kuda yang sedang melejit, di saat yang sama kelesuan terbersit dari beberapa penonton lain yang kuda jagoannya tertinggal  menjelang garis finis.
Berlangkah tanpa sadar,  Rambu  sudah berada di posisi paling depan di antara para penonton yang berada di bawah balkon stadion.
Tiba – tiba ....”plaaak”.... seekor cicak jatuh tergeletak tepat di depan Rambu.
Rasa ingin tahu sebagai seorang mahasiswi memicunya melakukan  penelitian. Dicarikan dokter hewan untuk menemukan jawaban atas jatuhnya seekor cicak ketika kuda sedang berlari namun begitu sulit untuk segera menemukan kesimpulan dari sejumlah hipotesa yang ada.
Sebab Rambu memiliki relasi antar peneliti, dan untuk melakukan kajian mendalam didatangkan pula para ahli dari sejumlah perguruan tinggi lainnya, banyak spekulasi bermunculan tidak atas analisis fakta lapangan kecuali teori baru yang dimunculkan....dan jawaban yang diharapkan semakin kabur.
Beberapa saat sebelum bubar seorang wartawan menghampiri Rambu dengan membawa hasil rekaman cctv yang sempat di pasang sebelum perlombaan dimulai dan secara perlahan memutar rekaman tersebut dan jawabannya di peroleh.....sederhana....dalam tayangan replay ternyata seekor cicak jatuh dari balkon tepat di depan Rambu adalah karena cicak tersebut larut dalam bertepuk tangan..... di putarnya berulang-ulang rekaman tersebut seakan tidak percaya namun benar cicak itu bertepuk tangan dan itu fakta......

REFLEKSI : TERKADANG KITA SUKA MENGELU BANGGA PADA  SESEORANG YANG TERUS MAJU MELEJIT KARENA KERJA KERAS SEDANG KITA LUPA DIRI SEDANG TERKAPAR & TERTINGGAL...........https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5003101257759076758#editor/target=post;postID=5678528729445976239

Rabu, 30 Juli 2014

Hari ini benar aku bangun kepagian. Mengambil air, sejenak  membasuh muka  untuk menghilangkan rasa ngantuk sebelum duduk oleh galau yang  membuat tidur terasa kurang mengenakan. Sejak libur  beberapa hari ini terdapat sejumlah hal membebani meski tidak jelas. Sampai Gracia, anakku bertanya, ada apa dengan ayah lalu dengan enteng aku menjawab, entah.....dalam aku menarikan jari pada tuts keyboard labtob, baru secara perlahan mulai timbul, ternyata dari buku KS 01  yang dibaca sebelum  tidur kemarin sore. Buku KS 01 adalah buku bahan ajar implementasi kurikulum 2013 untuk Kepala Sekolah (KS) yang dikeluarkan oleh Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan Dan Kebudayaan Dan Penjaminan Mutu Pendidikan, Kemdikbud memuat materi manajemen dan kepemimpinan kepala sekolah.
 Termenung sejenak terlintas kata ‘transformasi’....ah transformasi apa...toh sekolahku  berada di daerah perbatasan lalu terpencil lagi. Tapi seperti disampaikan temanku, pak Meki Dju Rohi salah seorang IN ( Instruktur Nasional), katanya, “ kurikulum 2013 itu esensinya adalah perubahan”....memangnya apa yang harus berubah,,,,lalu aku mengambil buku yang kemarin ku baca  ada tertulis “change management is an approach to shifting/transitioning individuals, teams, and organizations from a current state to a desired future state”  sekalian menejemen perubahan  diterjemahkan  sebagai suatu pendekatan untuk mengubah individu, tim dan organisasi dari keadaan sekarang menuju keadaan masa depan.
Berperan sebagai Kepala Sekolah di SMP Negeri 2 Pahunga Lodu, di Sumba, tempat di mana tiada listrik, jalan di musim hujan lumpur, terpencil dan jauh lagi dari pemukiman penduduk, terbersit  “ah... Kurikulum berubah terus ....belum habis KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) sudah diganti ”....namun katanya ini harus, karena sudah menjadi keputusan dan tentunya wajib dilaksanakan, kata pak Meki  saat sosialisasi K13 buat kami Kepala Sekolah. Iapun  baru pulang ikut Bimtek di Kupang.

Perubahan, perubahan dan perubahan yang  terus didengungkan oleh pak Kepala Dinas, Pengawas, Instruktur, teman-teman Kepala sekolah di Kota.....pada akhirnya  dengan berpikiran positif mencoba untuk merenung  sambil mematrikan lebih dalam...mencoba memacu diri untuk berpikir karena katanya pula pembaharuan mindset kita yang perlu lebih dahulu. Kalau tetap bertahan bagaimana lagi dengan guru –guru, anak-anakku, tentu akan ketinggalan. Perubaha proses pengelolaan sumber daya sekolah dari kurikulum 2006 menuju kurikulum 2013 tentu memiliki kerumitan tersendiri sebab perlu daya adaptasi yang sungguh dan kuat. Bukan hanya itu, pengalaman selama ini menunjukan fakta, belum semua syarat implementasi KTSP telah dipenuhi namun perubahan –perubahan yang tetap sebagaimana diharapkan pada implementasi kurikulum 2013 ini tentu pula dengan  sungguh patut dicermati.....walahualam

Jumat, 25 Juli 2014

Waingapu.Kurikulum 2013 sebagaimana telah dicanangkan sejak tahun  lalu, sebelum dilaksanakan pada tahapan implementasi menuntut persiapan sungguh dalam berbagai aspek, mulai dari buku pedoman, prosedur operasional standar, materi training, buku siswa, pedoman guru, peraturan dan lain sebagainya. Tentu sementara ini menjadi substansi dari implementasi kurikulun ini adalah kesiapan sumber daya di mana ujung tombak operasionalnya adalah guru.
Sejumlah pelatihan telah dan sedang diupayakan bagi semua guru agar pada tahun ajaran baru, 2014/2015 semua sekolah, mulai dari jenjang Sekolah Dasar, SMP/MTs bahkan  SMA/SMK  dapat mengimplementasikan perolehannya di sekolah masing-masing dalam pemahaman yang memadai. Pelatihan diberikan entah bagi guru mata pelajaran oleh Instruktur Nasional (IN) yang telah dibekali khusus melalui uji kelayakan maupun bagi kepala sekolah selain pengawas. Tidak hanya sampai di situ akan tetapi pendampingan juga dilakukan selama pelatihan berlangsung bahkan sampai ke daerah-daerah oleh widyaiswara dari Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP).
Pembaharuan kurikulum  menuntut keseriusan pada persiapan pelaksanaan sampai ke daerah terpencil karena yang terjadi biasanya terdapat banyak hambatan  senantiasa menghampiri pada saat pembaharuan itu harus terjadi. Ambilah suatu misal, ketiadaan guru Bimbingan Konseling (BK) sedangkan menjadi suatu tuntutan sebuah institusi setingkat SMP akan harus merekomendasikan pada masing-masing siswa ketika akan melanjutkan ke jenjang SMA. Hal lainnya, dalam struktur kurikulum di tingkat SMP, BK tidak disertakan sebagai suatu mata pelajaran. Ketiadaan guru BK akan menghambat pemenuhan tuntutan kurikulum ini, kekurangan guru seni dan budaya sedang materi harus terajar yang tentunya oleh ahli yang membidanginya atau bahkan guru mata pelajaran Ujian Nasional teristimewah mata pelajaran eksak. Dalam banyak hal terdapat kekurangan guru yang memang menjadi tututan untuk jaminan mutu pendidikan.

 Perubahan, suka atau tidak suka, scientific approach harus berlangsung, kata pak menteri dan wajib diamankan.

Rabu, 23 Juli 2014

Bisa Karena Biasa

Aku adalah seorang guru. Bagiku, profesi sebagai seorang guru adalah profesi yang sangat membanggakan. Bagaimana tidak membanggakan, bisa mendidik dan dipercaya para orang tua murid untuk menjadikan anak-anak mereka menjadi anak yang hebat. Bagiku, ini sangat luar biasa. Selain itu, profesi ini membuatku lebih sering tersenyum. Setiap kali melihat mereka bisa, mengerti, dan bertanya tentang pelajaran yang aku ajarkan, aku selalu tersenyum. Setiap kali mereka menyapa dan mengucapkan “Selamat pagi, Pak!”, aku kembali tersenyum dan menjawab sapaan mereka. “ Selamat pagi juga anak-anak!.” Seakan semua semangat terisi penuh melihat mereka yang semangat menerima pelajaran.
Namaku Wila Bunga. Mereka biasa memanggilku Pak Bunga. Aku mengajar mata pelajaran Bahasa Inggris. Bagi mereka, pelajaran ini sangat membosankan, kurang menyenangkan, dan sulit. Maklum, pelajaran ini tentang bahasa asing. Setiap pelajaran, mereka harus membawa kamus untuk memahami setiap yang tertulis di buku pelajaran. Mereka juga harus mendengarkan baik-baik apa yang aku ucapkan agar bisa menuliskan dengan benar dan memahami artinya. Mereka juga harus membaca sesuai dengan pelafalan yang benar agar bisa memahami maksud yang sesungguhnya. Aku selalu mengatakan pada mereka, belajar tidak hanya dengan pikiran atau banyak orang menyebutnya dengan otak. Tapi, belajar juga dengan hati. Mendengar untuk menulis, membaca untuk tahu, merasakan untuk memahami, dan berpikir untuk membenarkan.
            Tidak hanya cukup disitu. Mengajar tidak hanya dengan ucapan semata. Mengajar harus dengan hati, pikiran, tindakan, dan aksi. Suatu ketika, aku jengkel pada mereka, “Anak-anak, kenapa hari ini banyak yang tidak mengumpulkan tugas?”
“Saya tidak mengerti, Pak!” kata salah seorang muridku.
“Ada mati lampu, Pak Guru!” salah seorang memberikan alasannya.
“Tidak ada waktu, Pak Guru!” salah seorang lagi memberikan alasan.
“Mereka hanya alasan, Pak Guru! Mereka malas belajar.” Kata seorang muridku yang mengerjakan tugas.
“Iya, Pak Guru! Tugasnya kan mudah sekali.” Jelas seorang lagi.
Rasanya, aku mendapat permenungan baru. Bagaimana cara membangkitkan rasa disiplin dan tanggung jawab mereka. Teringat sebuah kata pepatah, mengatakan Bisa Karena Biasa, menurut Dale Carnigie you can if you think you can dalam buku yang pernah saya baca.“Baiklah, kalau kalian banyak beralasan begitu, mulai minggu depan siapkan buku tugas dan setiap tugas harus ada tanda tangan dari saya. “ jelas saya kepada mereka.
“Iya, Pak Guru!” jawab mereka.
“Kalau kalian mendapat 15 tanda tangan dari saya, kalian akan mendapat reward yang berupa nilai lebih dari 90. Tapi, kalau kurang dari 7, nilai nol.” Jelasku.
“Iya, Pak Guru!”
Menurutku cara ini efektif untuk mendisiplinkan mereka. Dan terbukti berhasil. Mereka membutuhkan sedikit rangsangan  untuk sekedar membuat mereka bersemangat belajar. Untuk saat ini, aku masih menomorduakan hasil. Bagiku, semakin biasa mereka mengerjakan semakin mudah pelajaran terserap dengan baik. Teori tidak akan ada hasil tanpa aksi, dan aksi akan membenarkan teori jika sering dilakukan.
“Pak Bunga, saya sudah hafal Greetings.”
“Bagaimana cara kamu menghafal? Bukannya kamu sulit menghafal sesuatu. Bahkan buku tugamu saja hampir terlupa .” Candaku pada Roxy.
“Saya kan sudah biasa mengerjakan tugas Greetings dari Pak Guru!” jawabnya dengan polos.

Lega rasanya mendengar jawaban polosnya. Puji Tuhan ketika mereka bisa karena mereka sudah biasa.

Minggu, 19 Januari 2014

Waingapu. Dalam beberapa bulan terakhir, kiat blusukan bupati Sumba Timur, Gidion Mbiliyora (GBY) ke sejumlah desa sambil berkantor di ibukota kecamatan patut diberi acungan jempol. Langkah tersebut dilakukan dengan mengunjungi sejumlah wilayah yang menjadi target program selama beberapa bulan sesaat setelah palu dijatuhkan DPRD dan yang telah dilakukan oleh SKPD-SKPD nan langsung berada dalam kewenangan eksekutif. Tentu hal ini memberi dampak baik karena dapat melihat dari dekat sejauh mana pelayanan telah diterima masyarakat, di sisi lain masyarakat merasa diperhatikan meski dengan roti yang jumlahnya terbatas untuk dirasakan. Semua desa dalam suatu kecamatan diusahakan dapat dikunjungi paling tidak bertemu untuk mendengarkan keluhan warga desa baik itu terhadap pelayanan yang diberikan kepala desa beserta aparat maupun sejumlah masalah lain yang dapat diberikan sebagai jalan keluar atau dapat sementara ditampung untuk ditemukan pemecahan ketika balik dan berada di ibukota kabupaten.
Mengunjungi desa tentunya bupati tidak sendirian dan biasanya didampingi asisten atau bilamana perlu sejumlah kepala dinas yang khusus membidangi layanan yang diterima masyarakat.Bahkan di beberapa tempat bersama anggota DPRD jikalau bukan ketua.
Sejumlah desa dalam beberapa kecamatan telah dikunjungi termasuk di antaranya adalah desa-desa dalam kecamatan wilayah paling selatan, kecamatan Karera. Selama berkantor di kecamatan tersebut banyak hal yang dibuat. Oleh masyarakat setempat dapat menunjukan potensi yang dimiliki tidak hanya dalam bentuk fisik berupa lahan pertanian  dan atau peternakan namun pertunjukan budaya yang dapat dinikmati oleh setiap yang hadir pada saat kunjungan dilakukan berupa tarian dan seni budaya lainnya.
Dalam  mengunjungi  kecamatan Pahunga Lodu di wilayah timur, kepada pemerintah setempat telah disampaikan akan berkantor selama beberapa hari. Dan untuk hal tersebut, camat beserta jajarannya termasuk unit pelaksana teknis mempersiapkan dengan mengundang  semua unsur baik dari pihak pemerintah desa dan tokoh masyarakat membicarakan  pendelegasian  tanggung jawab akan menjemput di masing – masing tempat yang akan di kunjungi.

Menjemput bupati di desa adalah suatu kehormatan yang sudah barang tentu  harus dengan matang dipersiapkan. Hal-hal yang bersifat teknis mulai dari cara menjemput yang baik, siapa yang harus berada  di depan, sajian apa  yang layak diberikan, pesan mana yang patut disampaikan bahkan apa yang harus diberikan kepada tamu dan apalagi dihormati. Semua hal ini dilakukan dengan ikhlas karena memang demikian adanya. Kehidupan yang terjadi tidak dengan keterpaksaan hanyalah suatu persembahan. Kehidupan sosio kultural demikian tetap ada dan dinikmati oleh setiap kita di Desa. 

Kamis, 16 Januari 2014

Akhir-akhir ini penggunaan media sosial entah itu facebook, twitter, line, kakaotalk,dll memberi dampak sangat luas bagi sejumlah kallangan tanpa mengenal usia tua atau muda, kakek-nenek atau cucu-cici, politikus, birokrat atau apa saja dan memiliki keasyikan tersendiri sebab dengan penggunaan media sosial tersebut dapat memberikan kepuasan bathin dan memiliki pengaruh yang tentunya bersifat baik pun juga buruk. Namun terkadang tidak disadari dengan hal ini khusus bagi saya sangat bernilai bagi kemajuan diri yang pada akhirnya dituntut harus memiliki pengetauan sehingga tidak dibilang ketinggalan jaman. Meski dengan kurangnya signal-karena saya emang  kesehariannya tinggal di kisaran  remote area - di Kampung- bahasa Sumbanya. Namun tidak menyurutkan nyali untuk paling tidak tahu sedikit dari pada tidak tahu sama sekali.....maka solusinya, sayapun harus menghabiskan waktu berjam-jam di rumah teman yang pada gilirannya menggunakan sejumlah jurus untuk memperoleh pengetahuan secukup dan dapat diterapkan pada pembelajaran ketika sedang sendiri berada di rumah yang sedang tidak terkaver dengan jaringan. dan untuk itu latihan sedikit agak matang, bertanya sebanyak - banyak kepada yang punya ilmu apalagi jika dapat diperoleh dengan cara free. Memang terkadang saya harus datang kerumah teman atau relasi, sekalian silaturahmi dan mengeluarkan sejumlah jurus untuk maksud pembelajarannya tercapai. Ketika balik pada habitatnya yang terkadang tidak tersedia daya - arus listrik yang memadai, harus lagi berupaya mencari jurus baru hingga benar dapat tersedia entah itu dengan cara membeli power bank atau accu beserta dengan inverter solar cell atau apalah namanya yang penting tetap harus diadakan daya yang memadai untuk dapat digunakan dan tetap berkomunikasi dengan relasi. Beberapa cara yang ditempuh untuk maksud ini dapat tercapai  mengeluarkan biaya tambahan adalah suatu kewajiban semisal menyediakan cost pembelian generator beserta charger atau dengan cara lain,  nunut pada tetangga yang memiliki modul solar cell. Bagi sebagian tetangga cara demikian mengingatkan saya pada pengalaman hidup tempo dulu di mana untuk memasak, mama mengajak saya dengan membawa sabuk kelapa untuk mengambil api dari tetangga sebelah sambil meniup dan berjalan dengan mengayun-ayunkan punuk berapi penuh asap biar selamat sampai dirumah hingga dapat merebus air....namun terkadang mama harus dengan bebas meneriak manggil nama saya jika mama sedang sibuk dan hanya meminta saya untuk dapat mengambil api dari tetangga yang terkadang saya tidak segera pulang. Kearifan ini sedang berubah seiring dangan perkembangan yang terjadi, namun kalau seorang guru yang datang dengan meminta nunut ngecas pada tetangga makin asyik sebab ada kunjungan dan tentunya akan ada pembicaraan ringan yang dapat sambil ngopi disampaikan. Perubahan inipun dianggap suatu kewajaran karena peradaban memang demikian adanya.

Rabu, 15 Januari 2014

Waingapu - Mengawali pembelajaran hari ini di tahun baru 2014, memberi nilai lebih dengan
beberapa hal dari cerita pegalaman selama liburan akhir tahun oleh siswa kelas 9 pada sekolah tempat saya mengajar.

sebelum liburan tiba, telah diingatkan kepada  masing-masing siswa agar senantisa  membawa lembar catatan yang dapat digunakan sewaktu-waktu bilamana perlu ketika melihat suatu peristiwa untuk dishare bersama masuk libur  dan ternyata memang demikian. Seorang siswa   datang dan menunjukan sejumlah kertas yang dipenuhi tulisan untuk disampaikan kepada rekannya sekelas. dan ternyata sejumlah  kertas yang dibawa siswa dalam kelas ternyata dibuat dan dibungkus dalam anyaman tikar dan  saat diminta siswa untuk membacakan cerita  dengan malu beberapa diantara mereka memulai dengan membaca ada dalam  bahasa Inggris bagaimana menghadiri upacara prosesi pemakaman yang harus menghabiskan waktu berhari-hari sebelum tiba hari pemakaman dengan bermain judi. Ada pula yang menghabiskan masa liburan dengan mendatangi area cekdam yang baru dibangun pada tahun anggaran yang lalu dan bercerita bagaimana mereka mancing belut dan berburu  belibis sebangsa bebek lokal yang memang banyak dikisaran cekdam yangbaru dibangun. apa yang menarik dari peristiwa pembelajaran hari ini adalah terdapat sejumlah siswa yang  ingin menunjukan hasil dari yang dialami,keunikannya adalah kewajiban untuk menceritakan dalam bahasa Inggris dan saling melengkapi cerita dari masing-masing kelompok sehingga dari antara mereka  saling rebutan bahkan mereka sampai-sampai harus mengundang teman dari kelas 7 dan atau kelas 8 agar dapat memberikan kesaksian yang tentunya juga disampaikan dalam bhasa yang sama, yani bahasa yang sama yaitu… bahasa Inggris

Sample Text

Diberdayakan oleh Blogger.

Sample text

Sample Text

Social Icons

Followers

Featured Posts

Social Icons

Pages

Video

Popular Posts

Our Facebook Page